:: SELAMAT DATANG di Media Online “BERITA.Com” ::

Rabu, 29 Juli 2009




PROFIL SANG PENULIS


REDI MULYADI kelahiran Cianjur 19 Juni 1968.Sejak 10 Ok
tober 1987 sudah mulai rajin menulis di berbagai surat kabar
seperti Mitra Desa, Galura, Pikiran Rakyat, Bisnis Indonesia,
Media Indonesia, Suara Pembaruan, Peluang, Kapital, Harian
Terbit, Pos Film, Harian Waspada, Minggu Pagi, HU Jayakarta,
Swadesi, Buana Minggu, Mandala, Gala, Mangle, Bandung Pos,
Panasea, Kartini, Amanah, Pertiwi, Senang, Seru dan lainnya.
Pada masa orde baru itu,saya hanyalah wartawan “freelance” lepas.
Karena saat itu, untuk menjadi wartawan sebuah surat kabar teramat
ketat, harus mengikuti seleksi.Kemudian menjadi wartawan Kantor
Berita Nasional Indonesia (KNI) dan Tabloid SINAR TANI Biro
Jawa Barat sampai sekarang,
Namun terus terang saja, pada masa orde baru dulu bahwa profesi
wartawan itu menjadi kebanggaan tersendiri, karena berwibawa dan
disegani.Apalagi yang menyandang sebagai wartawan freelance karena
dapat memasukkan berita ke berbagai media.
Pada era reformasi, saya masuk ke berbagai media di antaranya
Mingguan Nuansa, Patroli, Jabar Pos, Gema, Redaktur Persada,
Koresponden HU Priangan (Pikiran Rakyat Grup), Kepala Biro Buser
Trans, Redaktur Pelaksana NUANSA Post dan Pemimpin
Redaksi BERITA.Com.
Selama 22 tahun menjadi wartawan (1987-2009), terutama
saat menjadi wartawan freelance, ternyata banyak suka duka
nya. Walau profesi wartawan—bila dari sisi materi—rasanya sulit
untuk bisa menjadi kaya,kecuali kaya relasi/rekan dan ilmu.
Kini saya punya beberapa anak buah yang punya karakter berbeda
dan wartawan sulit diatur.Tapi itulah wartawan di era reformasi.
Terutama rekan rekan wartawan yang kurang memahami dan memaknai
arti profesi wartawan yang sesungguhnya.
Sejak awal,saya ingin menjadi wartawan sejati yang beretika
dan bermoral,professional, santun, disegani, menjunjungi tinggi
kode etik serta dapat menolong sesama umat.Juga berkarya dan
terus berkarya.
Seorang wartawan harus selalu belajar dan belajar dalam
setiap kesempatan. Dalam kamus wartawan sejati, tidak ada istilah
malas untuk belajar, karena profesi wartawan itu harus pintar
dibanding narasumber/orang yang diwawancarai.Terutama dalam hal
penulisan berita.
Jadi,lucu bila ada yang ngaku wartawan tidak bisa menulis berita.
Namun kenyataan sekarang,jangankan bisa membuat ‘menulis’ berita,
mewawancarai (apalagi pejabat) saja bingung, karena tidak menguasai
‘materi’ bahan untuk wawancara dan umumnya mereka malas belajar.
Lucunya lagi, wartawan ‘uka-uka’ begitu bangga dengan KTA yang
dimiliknya, dan digantungkan di saku bajunya. Lantas, perilakunya ala
preman, misalnya melakukan pemerasan atau atau memburu amplop.
Namun saya yakin 1000%, bahwa rekan-rekan wartawan HOKI
adalah wartawan sejati,wartawan pilihan,professional, berdedikasi
tinggi, tanpa pamrih. Semoga !
O,iya…! Selama ini, selain menjadi wartawan, saya pun gemar
‘mengarang’ menulis buku. Beberapa waktu lalu, saya pun
menerbitkan buku Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer dan 3 buku
resep masakan Sedap Sekejap penerbit CV Aneka Solo,dan 4 seri buku
cerita silat yang diterbitkan oleh pengarang Kho Ping Hoo.
Kemudian buku Cara Mudah Belajar Komputer,buku Kiat
Praktis Usahatani,buku Rahasia Bermain Sulap,buku Kumpulan Dongeng
Anak, buku Cara Hebat Belajar Sempoa,dan buku Kumpulan
Artikel Pertanian, buku “Agenda Kegiatan Ramadhan”
khusus bagi SD/MI,SMP/MTs/SMU/SMK/MA .****














Tidak ada komentar:

Posting Komentar