:: SELAMAT DATANG di Media Online “BERITA.Com” ::

Kamis, 09 Juli 2009

pariwisata



DAYA TARIK OBJEK WISATA SITU LENGKONG PANJALU

SITU Lengkong adalah sebuah objek wisata danau berupa perpaduan antara wisata alam dan wisata budaya memiliki daya tarik tersendiri yang berada di Kec.Panjalu Kab.Ciamis bagian utara.Karena di objek wisata ini,pengunjung bisa menikmati keindahan panorama alam danau (situ) yang berudara sejuk dengan sebuah pulau terdapat di tengahnya yang disebut Nusa Larang.Dan di Nusa Larang ini terdapat makam Sanghyang Kencana, putera dari Prabu Sanghyang Borosngora, Raja Panjalu yang membuat situ Lengkong pada masa beliau menjadi raja Panjalu.

Untuk menghormati jasa para leluhur Panjalu, maka sampai saat ini warga keturunan Panjalu selalu melaksanakan semacam upacara adat yang di sebut Upacara Nyangku,yang biasanya digelar setiap bulan Maulud, dengan jalan membersihkan benda-benda pusaka yang di simpan disebuah tempat khusus yang disebut Bumi Alit.

Pada acara upacara Nyangku ini selalu dihadiri ribuan pengunjung yang berasal dari luar Ciamis hingga berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur,memenuhi alun-alun Panjalu untuk menyaksikan acara memandikan benda- benda pusaka,kemudian mengara-araknya ke objek wisata Situ Lengkong yang berjarak sekitar 2 km.Bahkan,banyak di antara pengunjung yang mengantarkannya ke Nusa Larang.

Sebenarnya, para pengunjung setiap hari selalu saja ada.terlebih pada hari Minggu atau liburan lainnya. Apalagi jika bulan Maulud, karena para peziarah bukan hanya berasal dari Jawa Barat. Namun juga dari daerah Jateng dan Jatim. Mereka datang menggunakan bus carteran. Perjalanan mereka merupakan satu paket setelah berziarah ke Gunungjati, Cirebon, Banten, dan Pamijahan, Tasikmalaya atau sebaliknya.” Rd. H. Atong Cakradinata salah seorang sesepuh di Panjalu.

Konon, situ (danau) ini berasal dari aliran sungai yang dalam jangka waktu satu hari di bendung oleh Prabu Borosngora yang dicampur dengan air Zam-Zam yang dibawa oleh Prabu Sanghyang Borosngora dari Mekah dengan menggunakan Gayung Bungbas.

Adapun kegiatan wisata yang bisa dilakukan di Situ ini antara lain : berperahu mengililingi Nusa Larang menggunakan sampan atau perahu tradisional,memancing camping dan sebagainya dengan tariff masuk yang relative murah. Situ Lengkong terletak 42 kilometer dari pusat kota Kabupaten Ciamis ke arah utara tepatnya di Desa Panjalu kecamatan Panjalu. Untuk sampai ke lokasi wisata ini kita dapat naik kendaraan mobil, motor maupun sepeda. Karena didukung oleh kondisi jalan yang cukup baik dan beraspal. Bagi yang memerlukan kendaran umum, kita dapat naik dari terminal Ciamis jurusan Panjalu/Kawali,juga bias dari Bandung jurusan Ciamis melalui Panjalu,dan bisa dari terminal Indihiang Kota Tasikmalaya sekitar 30 km

KELESTARIAN LINGKUNGAN

Jika saja Prabu Sanghiang Borosgora atau Prabu Hariang Kancana saat ini masih hidup, mungkin akan tersenyum bangga ketika melihat keadaan hutan dan Danau Panjalu terjaga kelestariannya. Apalagilagi jika sudah dibangun mesjid raya dengan rencana biaya miliaran rupiah.

Presiden RI Gus Dur beberapa waktu lalu mengadakan haol di Panjalu. Bahkan sekaligus mengaku keturunan Panjalu. " Sebelum menjadi presiden, Gus Dur sudah beberapa kali berziarah ke Nusa gede," ujar Rd. H. Atong Cakradinata

Kini,sosok Situ Lengkong bukan lagi hanya sosok wisata alam berupa danau dengan nuansa lingkungan yang masih utuh. Namun juga menjadi tujuan ziarah ke makam Prabu Sanghiang Borosgora yang ada ditengah Nusa Gede atau Nusa Panjalu. Selain itu telah menjadi lahan kehidupan sejumlah warga, dengan membuka kedai ikan bakar dan jenis makanan lainnya, penjual buku sejarah Panjalu termasuk penjaja cindera mata, meski diantaranya mereka bukan asli warga Panjalu.Sedangkan makanan khas Panjalu buta ole-ole adalah "Kalua Jeruk" yang terbuat dari kulit jeruk, atau wajit Panjalu.

Rd.Atong Cakradinata menjelaskan,bahwa kelestarian Situ Panjalu atau Situ Lengkong adalah pencerminan kecintaan warga setempat pada lingkungan yang diwariskan secara turun temurun melalui isyarat bahasa tabu (tidak boleh). Sebab, ragam tumbuhan yang ada di Nusa Gede sampai saat ini tetap tumbuh subur dan terpelihara alami karena tidak ada yang berani mengganggu.

Karena air Situ Lengkong tidak pernah kering meski terjadi kemarau panjang. Kawasan Nusa Gede menjadi habitat bagi kalong serta satwa lainnya dengan tingkat populasi yang terus bertambah. Suara kalong yang bersahutan dengan nyayian burung lainnya menjelang senja, atau di pagi hari seolah menjadi pelengkap daya tarik tersendiri.

Jika akan berpesiar mengintari Situ Lengkong selama satu jam, bisa memanfaatkan sejumlah sampan yang digerakkan dayung atau motor tempel. Riak gelombang kecil yang berlarian di kiri kanan perahu selama dalam perjalanan menjadi pelengkap pesona yang mengagumkan.

Situ Lengkong mampu pula melahirkan atlet pedayung putri yang berprestasi di tingkat regional dan nasional. "Misalnya Etin Djubaedah, Hermin, Iros dan sejumlah pedayung yunior putri lainnya merupakan hasil berlatih di Situ Lengkong," ujar Letkol (purn) H. Muztahidin- wakil ketua KONI Ciamis.

Sikap Paheuyeuk leungeun untuk meningkatkan taraf hidup menjadi karakteristik warga Panjalu. Para perantau asal Panjalu bergerak di sektor wirausaha di Bandung, Jakarta dan kota besar lainnya. Kabag Pemdes Setda Ciamis, Drs. R. Hery Moelyana yang bibit buit Panjalu menyebutkan, umumnya para perantau asal Panjalu berhasil mengubah kehidupan dari sebelumnya.

Perantau awal biasa tinggal bersama saudara atau tetangga yang sudah lebih dahulu merantau. Setelah diangap cukup pengalaman kemudian di lepas untuk mandiri, malah di antaranya berikut diberi modal pertama sebagai hasil simpanan. Kontribusi pada pembangunan di desa asalnya sangat besar. "Mesjid agung di desa Hujungtiwu, Sukamantri dan beberapa desa lainnya bernilai ratusan juta rupiah, kesemuanya dibangun warga dengan swadaya," ujar R. Hery Moelyana bangga.

PULAU KOORDERS

Rd.H.Atong Cakradinata menambahkan bahwa dari luas areal Nusa Gede atau Nusa Panjalu, diantaranya sekitar 16 hektar merupakan kawasan cagar alam yang ditetapkan sejak tanggal 21 Februari1919. Bahkan tanggal 16 November 1921 diberi nama "Pulau Koorders" sebagai penghormatan kepada "Koorders” (Dr.Koorders) , sebagai pendiri dan ketua pertama perkumpulan perlindungan alam. Ia sendiri semasa masih hidup kerap berkunjung ke Panjalu.

Berdasarkan keterangan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jabar-II di Ciamis, Dr. Koorders adalah pendiri dan ketua pertama Nederlands Indische Vereeniging tot Naturbescherming (Perkumpulan Perlindungan Alam Hindia Belanda) tahun 1863-1991. Dia sebagai houtvester yang menaruh perhatian besar kepada botani. Pada tahun 1888 sampai tahun 1903 ia menomori pohon-pohon yang tersebar di seluruh pulau Jawa.

Dr.Koorders mengumpulkan bahan herbarium untuk menetapkan secara ilmiah komposisi dari hutan tropika. Penelitian itu dilakukan kerjasama dengan Th.Valeton, ahli botani. Hingga lahir karya besarnya yakni Bijdragen tot de kennis der boomsoorten van java (Sumbangan pengetahuan pohon-pohon dari Jawa).

Pada tanggal 31 Maret tahun itu juga, perkumpulan mengajukan permohonan kepada pemerintah, agar beberapa danau di Banten, Pulau Krakatau, Kawah Papandayan, Semenanjung Ujung Kulon di Jabar dengan Prinseneiland (Pulau Panaitan). Laut Pasir Bromo di Jatim, Pulau Nusa Burung di Semenanjung Purwo (Blambangan) ujung Timur Pulau Jawa, Kawah Ijen di dataran Ijen untuk dipertahankan sebagai cagar alam.

Berdasarkan klasifikasi iklim Scmidt Ferguson, kawasan cagar alam Panjalu termasuk type B dengan curah hujan rata-rata 3.195 mm pertahun dengan suhu rata-rata 19-32 derajat celcius, vegetasi di situ sebagian besar hutan prime yang utuh. Tumbuhan yang ada terdiri "Kihaji" (Dysoxylum sp), "Kileho" (Sauraula Sp) "Kondang" (Ficus variegata).Tumbuhan di bagian bawah adalah rotan (Calamus Sp), tepus (Zingiberaceae) dan langkap (Arenga). Kalong (Pteropus vampyrus) merupakan fauna yang paling banyak dijumpai di sana, tupai (Calosciurus nigrittatus) dan burung hantu (Otus Scops).

Dengan segala potensi yang ada dan menarik,objek wisata ziarah Situ Lengkong Panjalu memang layak untuk dikembangkan,bahkan menjadi primadona pariwisata di Kab.Ciamis.Apalagi kunjungan wisatawan ke objek wisata ini tak pernah surut.(REDI MULYADI)***

REDI MULYADI

PO.Box: 05/IH

Tasikmalaya 46151

Email: redi_mulyadi2000@yahoo.co.id

Bumi Alit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar