CERITA SEBUTIR NASI Redi Mulyadi
Ini cerita sebutir nasi, Bung !
ia terdengar histeris dan meratap
ketika ditanak di sebuah rumah
menjelang hening fajar
kemudian dihidangkan bagi hari-hari yang suci
siangnya gerak menyeruak di rumah kaca
tanpa jendela melintaskan udara
; Tidak !
Aku masih sebutir nasi putih
Ketika siang, panas membakar tembus
sampai ke lantainya
sebutir nasi mengering berwarna coklat
dan hanya sepi ketika rumahnya dipecahkan
; Tidak ! ini bukan salahku, Bung !
Karena aku masih sebutir nasi putih !
Malam menjelang, gelap selimuti masa
hingga renta usia
sebutir nasi putih berubah wujud
“seekor gorila ompong”
; Tidak ! ini bukan wajahku, Bung !
Karena aku masih sebutir nasi putih
*********
TELAGA DAMAI Redi Mulyadi
Hening malam
berselimut kabut
ketika aku terdampar
di tepi telaga damai
Duduk bersimpuh
kupadamkan hasrat yang membakar
kusebut asma-MU
dalam setiap helai nafasku;
karena rindu
Tidurkan aku dalam pelukan-MU
lelapkan aku dalam belai-MU
bangunkan aku dalam senyum-MU
dan bimbinglah aku dalam langkah-MU
; agar aku dapat menyelam
Dasar telaga bening nan damai
19 Juni 1993
Tidak ada komentar:
Posting Komentar