:: SELAMAT DATANG di Media Online “BERITA.Com” ::

Sabtu, 04 Juli 2009

Pangandaran Balawista


BALAWISTA SELALU SIAGA DI PANTAI PENGANDARAN

CIAMIS—Setiap minggu,wisatawan dari berbagai kota termasuk turis asing yang berkunjung ke objek wisata Pantai Pangandaran di Kab.Ciamis,dua tahun pasca bencana alam tsunami sudah normal kembali.Hal itu terlihat dari jumlah kunjungan wisatawan yang membludak pada Lebaran dan musim libur sekolah kemarin.Juga pada libur Hari Natal dan Tahun Baru 2009 tak akan jauh berbeda.

Selama ini,wisatawan berkunjung ke Pantai Pangandaran yang menjadi primadona pariwisata Jawa barat,adalah menikmati panorama alam pantai selatan dan berenang sepuas mungkin.

Walau bagaimana pun,berenang di laut Pangandaran sungguh mengasyikkan,dan ribuan wisatawan menikmati deburan ombaknya.Namun,mereka tidak menyadari bahwa di balik keindahan dan kenikmatan itu terdapat ancaman bahaya.Wisatawan perlu waspada!!

Keberadaan laut Pangandaran seolah bersikap ramah dan akrab.Namun suatu saat memperlihatkan keangkuhannya.Gulungan ombak yang besar atau arus deras yang memutar dan tempatnya berpindah,siap menggulung dan menyeret siapa saja tanpa kenal kompromi serta tidak mengenal siapa yang sedang asyik berenang.

“Meskipun telah dipasang sejumlah rambu peringatan di daerah berbahaya dengan memasang bendera merah dan pelampung sebagai daerah aman,tetapiupaya tersebut kurang dihiraukan oleh para pengunjung.”ujar Dodo Taryana,Ketua Balawista (Badan Penyelamat Wisata Tirta) Pantai Pangandaran.

Akibatnya,setiap tahun masih banyak wisatawan ke objek wisata Pantai Pangandaran yang mengalami musibah kecelakaan laut,karena mereka berenang di daerah berbahaya.

Dodo menjelaskan,sejak dibentuk Tim Satuan Balawista yang bertugas mirip seperti life guard dalam film Bay Watch tahun 1996 lalu dan diaktenotariskan tahun 2002,ternyata kecelakaan laut di Pantai Pangandaran mengalami penurunan.Dia mencontohkan,untuk tahun 2007 sebanyak 300 orang dapat diselamatkan dari kecelakaan laut dan 3 orang meninggal.Pada tahun 2008,kecelakaan laut menurun menjadi 163 kasus atau korban yang berhasil diselamatkan,sedangkan 6 orang meninggal termasuk 3 orang di antaranya nelayan yang melaut di luar kawasan Pantai Pangandaran.

Pembentukan tim satuan Balawista tersebut didukung SK Bupati Ciamis No.556.1/SK.427.Huk/1996 yang saat itu dijabat oleh H.Dedem Ruchlia.”Ini merupakan salah satu upaya Pemkab Ciamis untuk meningkatkan pelayanan keselamatan dan keamanan kepada para pengunjung objek wisata Pantai Pangandaran.”jelas H.Cu Herman,Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Kab.Ciamis.

Dodo Taryana mengatakan,bahwa personil Balawista Pangandaran saat ini sebanyak 30 orang yang terlatif,dan bertugas setiap hari secara bergiliran.Dengan demikian,personil Bawawista selalu siaga di Pantai Pangandaran untuk menyelamatkan wisatawan yang mengalami kecelakaan laut.

“Setiap hari,kami selalu stand by di kawasan pantai mulai pukul 06.00 WIB sampai sore bahkan malam hari.Karena malam hari pun kadangkala terjadi kecvelakaan laut,misalnya nelayan yang tengah melaut.”tambah Asep Saefudin,anggota Balawista

Seorang anggota Balawista bertugas di menara mengamati para pengunjung yang sedang berenang dengan menggunakan teropong.Jika melihat terjadi kecelakaan laut,ia akan segera memberi tahu kawannya di pantai melalui megaphone atau istyarat agar segera melakukan pertolongan.

Apabila kunjungan wisatawan ke Pantai Pangandaran membludak,menurut Dodo Taryana,maka personil Balawista akan ditambah kekuatannya seperti anggota Kodim,Polres,Satpol Air,Syahbandar,Hansip dan pihak lain termasuk pemuda nelayan.

“Pada libur panjang sekolah atau saat pengunjung membludak seperti pada libur hari Natal,tahun Baru dan Lebaran,semua anggota Balawista dan kesatuan lain dikerahkan selama belasan hari.”papar Dodo Taryana.

Dia mengaku bersyukur,karena peralatan life guard yang membantu tugas mereka di lapangan kini dinilai cukup memadai seperti mobil,vespa air,jetsky,speedbboath,apapan selancar dan lainnya.”Tugas utama kami melakukan pencegahan dengan memberikan penerangan kepada pengunjung agar terhindar dari kecelakaan laut yang bisa menelan korban jiwa.”tutur Dodo yang sudah l3 tahun menjadi angota Balawista.

Kecuali itu,persoalan yang kini dihadapi personil Balawista Pangandaran,adalah kesejahteraan mereka masih di bawah upah minimum kabupaten (UMK) dan statusnya belum menjadi PNS.Betapa tidak! Karena honor untuk anggota yunior hanya Rp.200.000 dan angota senior Rp.500.000 per bulan.Dana operasional tersebut,selama ini bersumber dari Pemkab Ciamis cq Disparbud dan donator lainnya.

“Dengan honor sebesar itu,sebenarnya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,terutama bagi anggota yang suadah berkeluarga.Karena itu,kami menuntut kepada Pemkab Ciamis untuk lebih meningkatkan kesejahteraan anggota Balawista,dan seharusnya diangkat jadi PNS.”ungkap Asep Saefudin.********

- REDI.MULYADI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar