:: SELAMAT DATANG di Media Online “BERITA.Com” ::

Sabtu, 04 Juli 2009

PARIWISATA



SITUS KARANGKAMULYAAN PENINGGALAN KERAJAAN GALUH

SITUS Karangkamulyan merupakan peninggalan Kerajaan Galuh Pertama yang terletak antara Ciamis dan Kota Banjar , jaraknya sekitar 17 km ke arah timur dari kota Ciamis atau dapat ditempuh dengan kendaraan sekitar 30 menit. Udara yang cukup sejuk terasa ketika kita memasuki gerbang utama situs ini. Tempat parkir yang luas dengan pohon-pohon besar disekitar semakin menambah sejuk.

Berdasarkan penelitian Tim dari Balar yang dipimpin oleh Dr Tony Jubiantoro pada tahun 1997,bahwasannya di tempat ini pernah ada kehidupan mulai abad ke IX, karena dalam penggalian telah ditemukan keramik dari Dinasti Ming.Keberadaan situs ini tak lepas dari kisah Ciung Wanara yang merupakan cerita tentang Kerajaan Galuh sebelum berdirinya Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Padjadjaran.

Kawasan Situs Karangkamulyaan yang luasnya kurang lebih 25 ha ini,ternyata menyimpan berbagai benda-benda yang diduga mengandung sejarah tentang Kerajaan Galuh,yang sebagian besar berbentuk batu. Batu-batu ini letaknya tidaklah berdekatan, tetapi menyebar dengan bentuknya yang berbeda-beda, berada dalam sebuah tempat berupa struktur bangunan terbuat dari tumpukan batu yang bentuknya hampir sama. Struktur bangunan ini memiliki sebuah pintu sehingga menyerupai sebuah kamar.

Kalau kita perhatikan,batu-batu yang ada di dalam struktur bangunan ini memiliki nama dan kisah. Begitu pula beberapa lokasi lain yang terdapat di dalamnya yang berada di luar struktur batu.Sebenarnya, masing-masing nama tersebut merupakan pemberian dari masyarakat yang dihubungkan dengan kisah atau cerita tentang Ciung Wanara sebagai generasi penerus yang memimpin Kerajaan Galuh seperti ; pangcalikan atau tempat duduk, lambang peribadatan, tempat melahirkan, tempat sabung ayam dan Cikahuripan.

MAKAM DIPATI PANAEKAN

Setelah gerbang utama Cagar Budaya Karangkamulyaan ini,maka situs pertama yang akan kita lewati adalah Pelinggih ( Pangcalikan ), merupakan sebuah batu bertingkat-tingkat berwarna putih serta berbentuk segi empat, termasuk ke dalam golongan / jenis yoni ( tempat pemujaan ) yang letaknya terbalik dan digunakan untuk altar. Kemudian di bawah Yoni terdapat beberapa buah batu kecil yang seolah-olah sebagai penyangga, sehingga memberi kesan seperti sebuah dolmen ( kubur batu ). Letaknya berada dalam sebuah struktur tembok yang lebarnya 17,5 x 5 meter.

Sementara itu di lokasi makam Dipati Panaekan ini tidak terdapat tanda-tanda adanya peninggalan arkeologis. Tetapi merupakan batu yang berbentuk lingkaran bersusun tiga, yakni merupakan susunan batu kali. Dipati Panaekan adalah Raja Galuh Nagara Tengah yang berpusat di Cineam dan mendapat gelar Adipati dari Sultan Agung Raja Mataram.

SANGHYANG BEDIL

Sanghyang Bedil merupakan suatu ruangan yang dikelilingi tembok berukuran 6.20 x 6 meter. Dan tinggi tembok 80 cm. Pintu menghadap ke arah utara, di depan pintu masuk terdapat struktur batu yang berfungsi sebagai schutsel (sekat). Di dalam ruangan ini terdapat dua buah

menhir yang terletak di atas tanah, masing-masing berukuran 60 x 40 cm dan 20 x 8 cm. Bentuknya memperlihatkan tradisi megalitik.Konon,menurut masyarakat sekitar bahwa Sanghyang Bedil dapat dijadikan pertanda datangnya suatu kejadian, terutama apabila di tempat itu berbunyi suatu letusan. “Namun sekarang pertanda itu sudah tidak ada lagi.Entah mengapa.”ujar Diding.

PENYABUNGAN AYAM

Tempat ini terletak di sebelah selatan dari lokasi yang disebut Sanghyang Bedil, kira-kira 5 meter jaraknya dari pintu masuk yakni berupa ruang terbuka dan letaknya lebih rendah. Konon menurut cerita,bahwa tempat ini merupakan tempat penyabungan ayam Ciung Wanara dan ayam milik raja. Selain itu sebagai tempat khusus untuk memilih raja yang dilakukan dengan cara demokrasi.

TEMPAT PERIBADATAN

Batu yang disebut sebagai lambang peribadatan merupakan sebagian dari kemuncak. Ada juga yang menyebutnya sebagai fragmen candi atau stupa. Bentuknya indah karena dihiasi oleh pahatan-pahatan sederhana peninggalan zaman Hindu.

Letak batu ini berada di dalam struktur tembok yang berukuran 3 x 3 meter dan tinggi 60 cm. Batu kemuncak ini ditemukan 50 meter ke arah timur dari lokasi sekarang. Kalau dicermati, ternyata di tempat ini terdapat dua unsur budaya yang berlainan yaitu adanya kemuncak dan struktur tembok. Struktur tembok yang tersusun rapi menunjukkan lapisan budaya megalitik dan kemuncak merupakan peninggalan agama Hindu.

PANYANDARAN

Terdiri atas sebuah menhir berukuran tinggi 120 cm dengan lebar 70 cm dan dolmen berukuran 120 cm x 32 cm, letaknya dikelilingi oleh batu bersusun.Konon menurut cerita, tempat ini merupakan tempat dilahirkannya Ciung Wanara oleh Dewi Naganingrum, yang kemudian bayi itu dibuang dan dihanyutkan ke sungai Citanduy. Setelah melahirkan, Dewi Naganingrum bersandar/bersender di tempat itu selama 40 hari, dengan maksud untuk memulihkan kesehatannya setelah melahirkan bayi mungil bernama Ciung Wanara.

CIKAHURIPAN

Kalau di lokasi Cikahuripan ini tidak terdapat tanda-tanda adanya peninggalan arkeologis. Tetapi hanya sebuah sumur yang letaknya dekat dengan pertemuan antara dua sungai, yaitu sungai Citanduy dan sungai Cimuntur.

Sumur ini disebut Cikahuripan yang berisi air kehidupan, air merupakan lambang kehidupan, itu sebabnya disebut sebagai Cikahuripan. Sumur ini merupakan sumur abadi karena airnya tidak pernah kering sepanjang tahun.

“Para pengunjung biasanya tidak melupakan untuk mendatangi sumur Cikahuripan meski hanya untuk sekedar membasuh wajah.Cikahuripan ini dipercaya warga dapat memberi keberkahan hidup.”tutur Diding.

Situs Karangkamulyaan ini dapat dikatakan sebagai situs yang sangat strategis karena berbatasan dengan pertemuan dua sungai yakni Sungai Citanduy dan Cimuntur, dengan batas sebelah utara adalah jalan raya Ciamis-Banjar, sebelah selatan sungai Citanduy, sebelah barat merupakan sebuah parit yang lebarnya sekitar 7 meter membentuk tanggul kuno, dan batas sebelah timur adalah sungai Cimuntur.

Karena merupakan peninggalan sejarah yang sangat berharga, akhirnya kawasan Karang kamulyaan ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya oleh Pemkab Ciamis.Situs ini setiap harinya banyak dikunjungi wisatawan domestic terutama pada hari Minggu dan hari libur lainnya.

“Juga sering dijadikan tempat istirahat bagi sopir truk yang melakukan perjalanan jauh.”ujar Diding kepada penulis.(REDI MULYADI)****

REDI MULYADI

PO.Box: 05/IH

Tasikmalaya 46151

e-mail: redi_mulyadi2000@yahoo.co.id

No.Rekening: 909.36440.99 Bank Muamalat a/n.REDI MULYADI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar