:: SELAMAT DATANG di Media Online “BERITA.Com” ::

Sabtu, 04 Juli 2009

BUDIDAYA IKAN MAS



PROSPEK CERAH BUDIDAYA IKAN MAS

IKAN mas (Cypribus carpio L) merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, yang memiliki badan memanjang pipih kesamping dan lunak.Selama ini,konsumsi masyarakat terhadap ikan mas cukup banyak dibandingkan pada jenis ikan lain.Karena itu,budidaya ikan mas punya prospek cerah dan menguntungkan,karena pasarnya terbuka luas.
Sampai saat ini sudah terdapat10 ikan mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya.Namun, ikan mas varietas unggul Punten dan Majalaya merupakan hasil seleksi di Indonesia,yang sudah cukup dikenal masyarakat luas terutama oleh para petani.
Selama ini,budidaya ikan mas telah berkembang pesat di kolam biasa, di sawah, waduk seperti di Waduk Cirata atau Waduk Jatiluhur,sungai air deras, bahkan ada yang dipelihara dalam keramba di perairan umum. Adapun sentra produksi ikan mas adalah: Cianjur Ciamis, Sukabumi,Tasikmalaya, Purwakarta, Garut, Bandung,dan Bogor
Saat ini ikan mas mempunyai banyak ras atau stain. Perbedaan sifat dan cirri dari ras disebabkan oleh adanya interaksi antara genotipe dan lingkungan kolam, musim dan cara pemeliharaan yang terlihat dari penampilan bentuk fisik,bentuk tubuh dan warnanya. Adapun ciri-ciri dari beberapa strain ikan mas adalah sebagai berikut:
1) Ikan mas punten: sisik berwarna hijau gelap; potongan badan paling pendek;bagian punggung tinggi melebar; mata agak menonjol; gerakannya gesit; perbandingan antara panjang badan dan tinggi badan antara 2,3:1.
2) Ikan mas majalaya: sisik berwarna hijau keabu-abuan dengan tepi sisik lebih gelap; punggung tinggi; badannya relatif pendek; gerakannya lamban, bila diberi makanan suka berenang di permukaan air; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,2:1.
3) Ikan mas si nyonya: sisik berwarna kuning muda; badan relatif panjang; mata pada ikan muda tidak menonjol, sedangkan ikan dewasa bermata sipit; gerakannya lamban, lebih suka berada di permukaan air; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,6:1.
4) Ikan mas taiwan: sisik berwarna hijau kekuning-kuningan; badan relative panjang; penampang punggung membulat; mata agak menonjol; gerakan lebih gesit dan aktif; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,5:1.
5) Ikan mas koi: bentuk badan bulat panjang dan bersisisk penuh; warna sisik bermacam-macam seperti putih, kuning, merah menyala, atau kombinasi dari warna-warna tersebut. Beberapa ras koi adalah long tail Indonesian carp, long tail platinm nishikigoi, platinum nishikigoi, long tail shusui nishikigoi, shusi nishikigoi, kohaku hishikigoi, lonh tail hishikigoi, taishusanshoku nshikigoi dan long tail taishusanshoku nishikigoi.
Namun dari sekian banyak strain ikan mas, di Jawa Barat ikan mas punten kurang berkembang karena diduga orang Jawa Barat lebih menyukai ikan mas yang berbadan relatif panjang. Karena itu,ikan mas majalaya termasuk jenis unggul yang banyak dibudidayakan petani di Jawa Barat khususnya.
TEKNIS BUDIDAYA
Dalam budidaya ikan mas secara intensif memerlukan persyaratan lokasi budidaya agar hasil panennya optimal dan menguntungkan.Beberapa syarat untuk lokasi hidupnya ikan mas antara lain sbb: Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung,tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besardan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.Lalu kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
Selain itu,ikan mas dapat tumbuh normal apabila lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150-1000 m dpl;kualitas air untuk pemeliharaan ikan mas harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik; juga dapat berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, dan sungai air deras. Kolam dengan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan mas. Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha, sedangkan untuk pembesaran di kolam air deras debitnya 100 liter/menit/m3; serta keasaman air (pH) yang baik adalah antara 7-8; dan suhu air yang baik berkisar antara 20-25 derajat C.
Jika budidaya ikan mas akan dilakukan di kolam,maka lokasi kolam sebaiknya dicari yang dekat dengan sumber air dan bebas banjir. Kolam
dibangun di lahan yang landai dengan kemiringan 2–5% sehingga
memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
• KOLAM PEMELIHARAAN INDUK: Luas kolam tergantung jumlah induk dan intensitas pengelolaannya,misalnya, untuk 100 kg induk memerlukan kolam seluas 500 meter persegi bila hanya mengandalkan pakan alami dan dedak. Sedangkan bila diberi pakan pelet, maka untuk 100 kg induk memerlukan luas 150-200 meter persegi saja. Bentuk kolam sebaiknya persegi panjang dengandinding bisa ditembok atau kolam tanah dengan dilapisi anyaman bambu bagian dalamnya. Pintu pemasukan air bisa dengan paralon dan dipasangsarinya, sedangkan untuk pengeluaran air sebaiknya berbentuk monik.
• KOLAM PEMIJAHAN : Kebutulan tempat untuk melakukan pemijahan dapat berupa kolam tanah atau bak tembok.Ukuran/luas kolam pemijahan tergantung jumlah induk yang dipijahkan dengan bentuk kolam empat persegi panjang. Sebagai patokan bahwa untuk 1 ekor induk dengan berat 3 kg memerlukan luas kolam sekitar 18m2 dengan 18 buah ijuk/kakaban. Dasar kolam dibuat miring kearahpembuangan, untuk menjamin agar dasar kolam dapat dikeringkan. Pintu pemasukan bisa dengan pralon dan pengeluarannya bisa juga memakaipralon (kalau ukuran kolam kecil) atau pintu monik. Bentuk kolampenetasan pada dasarnya sama dengan kolam pemijahan dan seringkalijuga untuk penetasan menggunakan kolam pemijahan. Pada kolam penetasan diusahakan agar air yang masuk dapat menyebar ke daerahyang ada telurnya.
• KOLAM PENDEDERAN : Adapun bentuk kolam pendederan yang dinilai baik bagi ikan mas adalah segi empat. Untuk kegiatan pendederan ini biasanya ada beberapa kolam yaitu pendederan pertama dengan luas 25-500 m2 dan pendederan lanjutan 500-1000 m2 per petak.Pemasukan air bisa dengan pralon dan pengeluaran/ pembuangan dengan pintu berbentuk monik. Dasar kolam dibuatkan kemalir (saluran dasar) dan di dekat pintu pengeluaran dibuat kubangan. Fungsi kemaliradalah tempat berkumpulnya benih saat panen dan kubangan untukmemudahkan penangkapan benih. dasar kolam dibuat miring ke arah pembuangan. Petak tambahan air yang mempunyai kekeruhan tinggi (airsungai) maka perlu dibuat bak pengendapan dan bak penyaringan.
Peralatan yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan mas
meliputi : jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember,baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (kg),cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadarkekeruhan.
Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan mas antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan
panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat
menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk
mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur
yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara
terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan
penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih),
sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk
menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi),scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas),seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).
Langkah berikutnya persiapan media, yakni melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dsb.
Dalam menyiapkan media pemeliharaan ini,maka yang perlu dilakukan antara lain; pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi,diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi.
PEMILIHAN BIBIT & INDUK
Usaha pembenihan ikan mas dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu
secara tradisional, semi intensif dan secara intensif. Dengan semakin
meningkatnya teknologi budidaya ikan, khususnya teknologi pembenihan
maka telah dilaksanakan penggunaan induk-induk yang berkualitas baik,varietas ungguldengan tingkat produktivitas yang tinggi.
Namun,keberhasilan usaha pembenihan tidak lagi banyak bergantung pada kondisi alam. Walau begitu,kini para ahli maupun pelaku budidaya ikan mas telah banyak menemukan kemajuan diantaranya pemijahan dengan hipofisisasi, peningkatan derajat pembuahan telur dengan teknik pembunuhan buatan, penetasan telur secara terkontrol, pengendaliankuantitas dan kualitas air, teknik kultur makanan alami dan pemurnian kualitas induk ikan.
Untuk peningkatan produksi benih perlu dilakukan penyeleksian terhadap induk ikan mas. Adapun ciri-ciri induk jantan dan induk betina unggul yang sudah matang untuk dipijah adalah sebagai berikut:
• Betina: umur antara 1,5-2 tahun dengan berat berkisar 2 kg/ekor; Jantan: umur minimum 8 bulan dengan berat berkisar 0,5 kg/ekor.
• Bentuk tubuh secar akeseluruhan mulai dari mulut sampai ujung sirip ekormulus, sehat, sirip tidak cacat.
• Tutup insan normal tidak tebal dan bila dibuka tidak terdapat bercak putih; panjang kepala minimal 1/3 dari panjang badan; lensa mata tampak jernih.
• Sisik tersusun rapih, cerah tidak kusam.
• Pangkal ekor kuat dan normal dengan panjang panmgkal ekor harus lebih panjang dibandingkan lebar/tebal ekor.
Sedangkan ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:
• Betina: badan bagian perut besar, buncit dan lembek;gerakan lambat, pada malam hari biasanya loncat-loncat;dan jika perut distriping mengeluarkan cairan berwarna kuning.
• Jantan: badan tampak langsing; gerakan lincah dan gesit; serta jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.
BARU SAMPAI SINI DI EDIT
POLA PEMBENIHAN
Dalam usaha budidaya ikan mas,selama ini dikenal dua macam sistem atau pola pemijahan yang dilakukan petani peternak, yaitu pola pemijahan secara tradisional dan kawin suntik.
a. Sistem pemijahan tradisional
Bahkan dalam melakukan pemijahan secara tradisional ini pun ada beberapa cara yang umum dilakukan para petani ikan mas diantaranya, yaitu:
• Cara sunda: luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; disediakan injuk untuk menepelkantelur; dan setelah proses pemijahan selesai, ijuk dipindah ke kolampenetasan.
• Cara cimindi: luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasarkolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari,induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolampenetasan; disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk dijepit bambu dan diletakkan dipojok kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah; setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan kekolam lain; tujuh hari setelah pemijahan ijuk ini dibuka kemudiansekitar 2-3 minggu setelah itu dapat dipanen benih-benih ikan.
• Cara rancapaku: luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari,induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan, batas pematang antara terbuat dari batu; disediakan rumput kering untuk menepelkan telur, rumput disebar merata di seluruh permukaan air kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah; setelah proses pemijahan selesai induk tetap di kolam pemijahan.;dan setelah benih ikan kuat maka akan berpindah tempat melalui selabebatuan, setelah 3 minggu maka benih dapat dipanen.
• Cara sumatera: luas kolam pemijahan 5 meter persegi, dasar kolamsedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan; disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk ditebar di permukaan air; setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain; dan setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolampendederan.
• Cara dubish: luas kolam pemijahan 25-50 meter persegi, dibuat parit keliling dengan lebar 60 cm dalam 35 cm, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan; sebagai media penempel telur digunakan tanaman hidup seperti Cynodon dactylon setinggi 40 cm; setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain; dan setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.
• Cara hofer: (1) sama seperti cara dubish hanya tidak ada parit dan tanaman Cynodon dactylon dipasang di depan pintu pemasukan air.
b. Sistem kawin suntik
Pada sisitim ini,induk jantan maupun betina yang matang bertelur
dirangsang untuk memijah setelah penyuntikan ekstrak kelenjar hyphofise
ke dalam tubuh ikan. Kelenjar hyphofise diperoleh dari kepala ikan donor
(berada dilekukan tulang tengkorak di bawah otak besar). Setelah suntikan dilakukan dua kali,maka dalam tempo 6 jam induk akan terangsang
melakukan pemijahan. Sistim ini memerlukan biaya yang tinggi, sarana
yang lengkap dan perawatan yang intensif.
Namun,ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pembenihan/pemijahan ikan mas:
• Sebaiknya,kondisi dasar kolam tidak berlumpur dan tidak bercadas.
• Juga kondisi air tidak terlalu keruh, kadar oksigen dalam air cukup, debit air cukup dan suhu berkisar 25 derajat C.
• Kemudian diperlukan bahan penempel telur seperti ijuk atau tanaman air agar telur ikan tidak berceceran.
• Dalam hal jumlah induk yang disebar tergantung dari luas kolam.Namun sebagai patokan,seekor induk berat 1 kg memerlukan kolam seluas 5 meter persegi.
• Pemberian pakan dengan kandungan protein 25%. Untuk pellet diberikan secara teratur 2 kali sehari (pagi dan sore hari) dengan takaran 2-4% dari jumlah berat induk ikan.


PEMELIHARAAN BIBIT (PENDEDERAN)
Pemeliharaan anak ikan mas (pendederan) dapat dilakukan setelah telur-telur
hasil pemijahan menetas. Kegiatan ini dilakukan pada kolam pendederan, minimal luasnya 200-500 meter persegi atau yang sudah siap menerima anak ikan, dimana kolam tersebut dikeringkan terlebih dahulu serta dibersihkan dari ikan-ikan liar. Kolam diberi kapur dan dipupuk sesuai ketentuan. Begitu pula dengan pemberian pakan untuk bibit diseuaikan dengan ketentuan.
Selama ini,petani melakukan pendederan ikan mas dalam beberapa tahap antara lain sebagai berikut:
• Tahap pertama: umur benih yang disebar sekitar 5-7 hari(ukuran1-1,5 cm), jumlah benih yang disebar=100-200 ekor/meter persegi, lama pemeliharaan 1 bulan,dan ukuran benih menjadi 2-3 cm.
• Tahap kedua: umur benih setelah tahap I selesai, jumlah benih yangdisebar=50-75 ekor/meter persegi,lama pemeliharaan 1 bulan,dan ukuran benih menjadi 3-5 cm.
• Tahap ketiga: umur benih setelah tahap II selesai, jumlah benih yangdisebar=25-50 ekor/meter persegi, lama pemeliharaan 1 bulan, ukuran benih menjadi 5-8 cm,dan perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah bobot benih.
• Tahap keempat: umur benih setelah tahap III selesai. jumlah benih yang disebar=3-5 ekor/meter persegi,lama pemeliharaan 1 bulan, ukuran benihmenjadi 8-12 cm,dan perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah bobot benih.
Jika benih belum mencapai ukuran 100 gram, maka benih diberi pakan
pelet 2 mm sebanyak 3 kali bobot total benih yang diberikan 4 kali sehari
selama 3 minggu.
PEMELIHARAAN PEMBESARAN
Pemeliharaan pembesaran dalam budidaya ikan mas dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur.Pemeliharaan dengan sistem polikultur berupa: ikan mas 50%, ikan tawes 20%, dan mujair 30%, atau ikan mas 50%, ikan gurame 20% dan ikan mujair 30%.Sedangkan pemeliharaan pembesaran ikan mas dengan sistem monokultur merupakan pemeliharaan terbaik dibandingkan
dengan polikultur.Pada sistem monokultur harus dilakukan pemisahan antara induk jantan dan betina.
Pemupukan
Dalam budidaya pembesaran ikan mas perlu dilakukan pemupukan dengan kotoran kandang (ayam) sebanyak 250-500 gram/m2,kemudian TSP 10 gram/m2, Urea 10 gram/m2, kapur 25-100 gram/m2. Setelah itu kolam diisi air 39\0-40 cm. Biarkan 5-7 hari. Dua hari setelah pengisian air, kolam disemprot dengan insektisida organophosphat seperti Sumithion 60 EC, Basudin 60 EC dengan dosis 2-4 ppm. Tujuannya untuk memberantas serangga dan udang-udangan yang memangsa rotifera. Setelah 7 hari kemudian, air ditinggikan sekitar 60 cm.
Padat penebaran ikan tergantung pemeliharaannya. Jika hanya mengandal kan pakan alami dan dedak, maka padat penebaran adalah 100-200 ekor/m2, sedangkan bila diberi pakan pellet, maka penebaran adalah 300-400 ekor/m2 (benih lepas hapa).Penebaran dilakukan pada pagi/sore hari saat suhu rendah.
Pemberian Pakan
Dalam pembenihan secara intensif biasanya diutamakan pemberian pakan
buatan. Pakan yang berkualitas baik mengandung zat-zat makanan yang
cukup, yaitu protein yang mengandung asam amino esensial, karbohidrat,
lemak, vitamin dan mineral.
Perawatan larva dalam hapa sekitar 4-5 hari.Setelah larva tidak menempel pada kakaban (3-4 hari kemudian) kakaban diangkat dan dibersihkan. Pemberian pakan untuk larva, 1 butir kuning telur rebus untuk 100.000 ekor/hari. Caranya adalah kuning telur dibuat suspensi (1/4 liter air untuk 1 butir), kuning telur diremas dalam kain kemudian diberikan pada benih,dan perawatan 5-7 hari.
Pemeliharaan Kolam
Dalam budidaya ikan mas secara intensif terutama pemeliharaan induk maupun anakan/benih,maka yang tidak boleh terabaikan adalah
menjaga kondisi perairan.Hal ini dimaksudkan agar kualitas air cukup stabil dan bersih,juga tidak tercemari/teracuni oleh zat beracun.
PEMANENAN
Ikan mas siap dipanen biasanya pada saat umur sekitar 3-4 bulan dengan beratberkisar antara 400-600 gram/ekor .Untuk menangkap/memanen ikan hasil pembesaran umumnya dilakukan panen total.. Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam, hingga ketinggian air tinggal 10-20 cm. Sementara itu,petak pemanenan/petak penangkapan dibuat seluas 2 meter persegi di depan pintu pengeluaran (monnik), sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan.Pemanenan dilakukan pagi hari saat keadaan tidak panas dengan menggunakan waring atau scoopnet yang halus. Lakukan pemanenan
secepatnya dan hati-hati untuk menghindari lukanya ikan hingga kematian akibat ceroboh saat pemanen.(REDI MULYADI/berbagai sumber)***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar