Sabtu, 15 Agustus 2009
KISAH HIDUP 'SANG PETUALANG' WANIR
Wanir:
SANG PETUALANG DARI BENGKULU
WANIR, begitu nama pria berkaca minus dan humoris ini. Siapa mengira, kalau PNS di lingkungan Pemkot Tasikmalaya ini, adalah seorang “petualang” dari Bengkulu Utara dalam mengarungi hidup dan kehidupannya yang penuh liku-liku.
Walau berliku, Wanir mengaku bersyukur kepada Allah SWT, karena akhirnya ia diangkat jadi PNS di era pemerintahan Indonesia Bersatu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,setelah selama 14,9 tahun ‘bertualang’ sebagai TKK .
“Juga perhatian Pemkot Tasikmalaya yang memasukkan seluruh TKK pada data base, termasuk nama saya, yang diangkat jadi PNS 2007 lalu.” ungkapnya.
Lantas, kenapa ia disebut Sang Petualang dari Bengkulu?
Karena sebelum bekerja hingga jadi PNS, ternyata kisah hidup Wanir cukupmenarik untuk disimak. Betapa tidak! Pada awal tahun 1998 lalu, setelah lulus SMP, ia berniat keliling Indonesia dengan cara berjalan kaki dari kota kelahirannya yakni Kabupaten Bengkulu Utara.
“Pada waktu itu, tujuan utama saya keliling Indonesia dengan berjalan kaki, maksudnya untuk sekedar mencari pengalaman dan berencana akan membukukan kisah perjalanan hidup saya menjelejahi 27 provinsi. Buku itu kelak akan menjadi warisan berharga bagi anak cucu. “kenangnya.
Selain mendapat restu dari kedua orangtuanya terncinta, Tuhir dan Ny.Nurlela, ia pun dibekali surat jalan yang lengkap; mulai dari RT sampai Bupati Bengkulu Utara, Kapolres, Kapolwil, Dandim, ABRI (AD,AL, dan AU) serta Gubernur dan Kapolda. Wuiiihhh…hebat eung!
Bukan cuma itu, karena keberangkatan ‘Sang Petualang’ dilepas oleh Sekda Kab.Bengkulu yang saat itu dijabat oleh Drs.Zakaria Manan dan dihadiri ribuan warga yang tumplek di halaman kantor bupati.
“Rencananya, saya dapat mengelilingi Indonesia untuk menjelajahi 27 provinsi selama 5 tahun dengan berjalan kaki, kecuali menyeberang lautan he…he…”jelas Ny.Betty ini.
Singkat cerita, Wanir muda itu pun selama 8 bulan mengelilingi 7 provinsi yang ada di wilayah Pulau Sumatera. Kemudian ia menyeberang ke Pulau Jawa dan terdampar di ‘kota dodol’ Kab.Garut. Entah mengapa, ketika tiba di Garut pada tahun 1998, ia justru jadi berubah pikiran 180 derajat. “Sebab,bukannya melanjutkan perjalanan keliling Bumi Pertiwi, tapi justru saya ingin mencari pekerjaan.”tuturnya.
Bapak tiga anak ini mengisahkan, selama bertualang tersebut sempat dua kali mengalami peristiwa yang mengerikan. Pertama kali, ketika ia masih berada di perbatasan Bengkulu-Padang dikeroyok oleh 2 orang preman tanpa sebab musabab.
Peristiwa kedua kalinya, ketika Wanir baru tiba di Kota Cimahi, yang juga tiba-tiba dicegat oleh 3 orang preman dan bahkan hendak membuangnya ke dasar jurang. Itupun tanpa sebab yang jelas, misalnya, minta uang tidak dikasih.”Alhamdulillah, saya bisa selamat berkat adanya lindungan Allah SWT, karena preman-preman itu melepaskan saya begitu saja.”
Selama berada di Garut, Wanir masuk organisasi KNPI yang dipimpin Yoyo Sunaryo, dan sempat pula ditawari bekerja di kantor BKKBN. Namun, ia menolak karena honornya Cuma Rp.10.000/bulan.
Selanjutnya ia belerja di KOPIN (Koperasi Pedagang Induk ) Garut yang diketuai Sukirman, sesame orang Bengkulu, koperasi ini membuka cabang di Tasikmalaya dan ia ditugaskan ke Tasikmalaya bersama rekan lainnya. Namun, koperasi itu gulung tikar. Kemudian ia pun sempat bekerja di Koperasi Mitra Batik sampai tahun 1992 sebelum akhirnya koperasi ini bangkut juga.
Pada bulan Agustua 1992- Januari 1993, Wanir bekerja bekerja di kantor Kelurahan Nagarasari sebagai tenaga honorer. Lantas dipindahkan ke kantor Kec.Cipedes sampai Maret 1995. Sejak bulan April 1995 sebagai TKK di bagian umum Kotatif Tasikmalaya sampai berubah statusnya menjadi Pemkot Tasikmalaya.
Selama menjadi TKK sampai tahun 2006 lalu, Wanir sudah berulangkali mengikuti seleksi CPNS, tapi selalu gagal dan gagal lagi. Walau begitu, ia tak pernah patah arah, semangat bertualang terus menggebu tetapi kali ini menjadi PNS. Pada akhirnya, Wanir bersama TKK lain masuk database tahun 2007, dimana saat ikut seleksi CPNS diprioritaskan hingga diangkat menjadi PNS.
“Alhamdulillah, petualangan saya sebagai TKK berakhir, dengan diangkatnya menjadi PNS. Saya sangat bersyukur sekali kepada Allah SWT atas kemurahan-Nya.”ungkap Wanir.
Karena itu, tidaklah berlebihan bila Wanir sangat berterima kasih kepada pemerintah terutama Pemkot Tasikmalaya yang menghargai karya (kerja) dan jasa para TKK atau sukwan dengan memberi kesempatan menjadi PNS setelah sekian lama penuh penantian dan perasaan was-was.
Sang petualang dari Bengkulu ini mengaku, meski keliling Indonesia tidak kesampaian, tetapi cita-cita ingin diangkat jadi PNS dengan penuh perjuangan dan doa, akhirnya kesampaian juga di Kota Tasikmalaya.
“Namun yang pasti, bahwa bertualang menjelajahi 8 provinsi dengan berjalan kaki pada waktu itu, tentu saja menjadi catatan tersendiri bagi hidup saya. Perjalanan mengelilingi 8 provinsi itu tak akan pernah terlupakan dalam hidup saya.”tutur Wanir menutup obrolan.(REDI MULYADI)****
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar