:: SELAMAT DATANG di Media Online “BERITA.Com” ::

Kamis, 20 Mei 2010

Kecamatan Cipedes Wakili Kota Tasik Pada Lomba Sinergitas Kinerja Kecamatan




TASIKMALAYA; Sebagaimana diketahui Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya yang terdiri dari 4 Kelurahan yaitu : Kelurahan Cipedes,Kelurahan Panglayungan, Kelurahan Nagarasari, dan Kelurahan Sukamanah, tingkat pemberdayaan masyarakatnya dibidang pendidikan berkembang sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan tersedianya lembaga pendidikan formal dan informal berupa Ponpes yang tersebar di wilayah Kecamatan Cipedes.Kemudian di bidang perekonomian juga dikenal sebagai salah satu sentra produksi Batik Tasikmalaya, Makanan Olahan dan Meubeler, yang sampai saat ini masih mampu bertahan walaupun pada kondisi sulit.Begitu pula dengan pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah ini, didukung dengan adanya fasilitas 3 buah Puskesmas dan 1 buah Puskesmas pembantu yaitu Puskesmas Cigeureung,Puskesmas Panglayungan,Puskesmas Cipedes (dengan fasilitas rawat inap)dan Puskesmas pembantu di Kelurahan Sukamanah.

Hal itu diungkapkan Walikota Tasikmalaya Drs.H.Syarif Hidayat,M.Si dalam sambutan selamat datang pada acara Penerimaan Tim Penilai Sinergitas Kinerja kecamatan tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2010 di Aula Kecamatan Cipedes, kemarin.”Pada prinsipnya kami memahami dan medukung sepenuhnya terhadap pelaksanaan program penilaian sinergitas kinerja kecamatan dalam upaya menunjang akselerasi pencapaian target IPM Jawa Barat tahun 2015, sehingga dalam upaya pemberdayaan khususnya kecamatan sebagai organisasi perangkat daerah(OPD), maka perlu adanya suatu terobosan yang diharapkan mampu mendorong tingkat kreativitas dan inovasi perangkat daerah khususnya Kecamatan agar lebih optimal perannya selaku pelaksana teknis kewilayahn dengan berpedoman pada tugas umum kecamatan sebagaimana diatur dalam PP No. 19 tahun 2008 tentang Kecamatan.”ujarnya

Gubernur Jawa Barat dalam sambutannya yang dibacakan ketua tim penilai Dedi Haryadi,SH Kabag Fas.Urusan Pemerintahan dan Penataan Daerah pada Biro Otda dan KSM Setda Provinsi Jawa Barat menerangkan, bahwa penilaian sinergitas kinerja Kecamatan diselenggarakan 2 tahun sekali,dimulai sejak tahun 2006 dan saat ini telah memasuki pelaksanaan penilaian yang ketiga.

”Melalui mekanisme penilaian sinergitas kinerja Kecamatan bebasis IPM, saya yakin akan lebih mendorong semangat kretivitas dan daya inovasi para perangkat Kabupaten/Kota di Kecamatan masing-masing. Sekaligus menjadi ajang kompetisi secara sehat,untuk meraih predikat terbaik dalam memberikan kontribusi bagi upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat Jawa Barat, khususnya pada bidang pendidikan,kesehatan dan potensi perekonomian yang menopang daya beli masyarakat.”ungkap Dedi Haryadi SH

Hadir dalam kesempatan tersebut Sekertaris Daerah Kota Tasikmalaya Drs.H.Tio Indra Setiadi,para Kepala OPD lingkungan Pemerintah Kota Tasikmalaya,Dharma Wanita, PKK, Alim Ulama, Tokoh masyarakat dan 7 orang rombongan Tim Penilai Provinsi Jawa Barat.***

Rabu, 19 Mei 2010

SMK/STM Manangga Pratama : "Ciptakan Keahlian Mandiri dan Berikan Kemampuan Khusus"

SEIRING dengan program pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) khususnya dalam bidang teknologi, maka SMK/STM Manangga Pratama yang berada di bawah naungan Yayasan Manangga Pratama Tasikmalaya ini berupaya memberikan keempatan kepada calon siswa baru untuk mengikuti pendidikan dengan biaya yang sangat terjangkau dan memiliki prospek yang sangat dibutuhkan lapangan kerja.
”Untuk itu, kami SMK/STM Manangga Pratama berusaha memberikan keterampilan khusus sesuai dengan harapan pembanngunan dewasa ini, yakni diperlukan tenaga ahli siap kerja yang memiliki kemampuan hidup mandiri,”ungkap Japar Solihin SPd, Kepala SMK/STM Manangga Pratama Tasikmalaya.
Hal itu sesuai dengan visinya yakni ’menjadikan SMK/STM Manangga Pratama Tasikmalaya sebagai pusat pendidikan dan latihan yang akan menghasilkan generasi yang siap kerja dan mampu hidup mandiri.’ Untuk menunjang terlaksanakanya visi tersebut, maka SMK/STM Manangga Pratama menyelenggarakan program keahlian yang menunjang tuntutan lapangan kerja dan mampu berwirausaha, kemudiaan berusaha sekuat tenaga untuk terlaksananya kegiatan pendidikan yang berorientasi pada Life Skill education melalui penyediaan sarana pendidikan yang memadai sesuai tuntutan zaman.
”Selain itu, kami melaksanakan kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri baik dalam maupun luar negeri, sehingga terwujudnya sinkronisasi materi yang diajarkan serta dapat diterapkan secara tepat guna.Selama ini, kami menjalin kerjasama dengan industri pasangan di antaranya dealer resmi Suzuki PT Cakra Putra Parahyangan, PO Do’a Ibu, Subur Jaya Motor, Pratama Motor dan CV Indo Sarana Motor,”jelas Japar Solihin SPd, yang meraih prestasi sebagai Kepala Sekolah Terbaik Kedua Tingkat Kota Tasikmalaya ini.
Pada awal berdirinya tahun 1997, jumlah peserta didik SMK/STM Manggala Pratama hanya 80 siswa, tapi sekarang jumlahnya telah mencapai 460 siswa terutama setelah kepala sekolah dijabat oleh Japar Solihin SPd sejak tahun 2006. Dalam melaksanakan tugasnya, dia dibantu oleh 30 orang guru yang sudah ahli dan 10 orang staf TU. SMK/STM Manangga Pratama membuka bidang keahlian Teknik Mesin dan Teknik Informatika.Sedangkan program keahliannya meliputi Teknik Mekanik Otomotif yang sudah Terakreditasi ”A”, kemudian Teknik Sepeda Motor Kecil dan Besar, serta rekayasa perangkat lunak (TI).
Dalam mensosialisasikan keberadaan SMK/STM Manangga Pratama kepada masyarakat atau SMP-SMP yang ada di Kota Tasikmalaya, selama ini Japar Solihin memanfaatkan potensi yang ada pada siswa, karena para siswa sekolah kejuruan ini memiliki prestasi gemilang di bidang olahraga (karate, sepakbola, voli bal dll) maupun kegiatan ektrakulikuler (pramuka, PKS dll).
Hal menarik di SKM/STM Manangga Pratama, yakni seluruh siswa yang sudah masuk lingkungan kampus tidak bisa ’bermain’ di luar, karena pintu gerbang langsung ditutup. ”Ini merupakan salah satu bentuk disiplin dan membiasakan diri untuk tidak membolos, karena nanti kalau sudah bekerja bahwa disiplin kerja itu penting, dan mereka sudah terbiasa tidak melakukan bolos kerja,”tuturnya. (REDI MULYADI)***


Radio Inayah: “Fantastis School Program Andalan Bagi Pelajar”


Kab.Tasikmalaya, LINTAS PENA

Radio Inayah 100.8 FM memancangkan bendera di wilayah Pondok Pesantren Suryalaya Kabupaten Tasikmalaya, mulai 23 Maret 2000 itu ternyata mampu mengudara hingga ke berbagai pelosok di wilayah Priangan Timur dan sekitarnya. Tak mengherankan, bila nama Inayah 100.8 FM sudah tak asing lagi di kuping pendengar setianya. Apalagi program siaran yang ada dikemas sedemikian rupa.

Karena lokasi Radio Inayah 100.8 FM di lingkungan lembaga pendidikan baik pondok pesantren maupun pendidikan umum mulai tingkai taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi (Komp. Kampus Latifah Mubarokiyah Suryalaya No. 241 Tasikmalaya 46158), maka sebagian besar program siarannya pun disesuaikan dengan dunia pendidikan.

“Hal ini sesuai dengan cita-cita kami untuk memiliki media elektronik yang memiliki ciri khas dan berkarakter kuat, dan atas rasa peduli serta rasa turut bertanggungjawab terhadap peningkatan kebutuhan masyarakat akan media dakwah, informasi, promosi, event dan hiburan yang mendidik serta wadah untuk bersilaturahmi.”ungkap Assyami Laili, Direktur Utama didampingi programmer handal Ronny Wantana.

Nah, salah satu program andalan Radio Inayah 100.8 FM bagi pelajar adalah Fantastic School yang mengadaptasi dari kebutuhan dan selera pendengar dari lingkungan kampus, dengan menampilkan ragam warna yang khusus bagi kaula muda.

“Selama ini, program siaran Fantastic School cukup diminati pendengar dari kalangan remaja, terutama para pelajar yang berada di lingkungan kampus Suryalaya. Karena itu, kami pun berusaha mengemasnya sedemikian rupa baik saat on air maupun off air,”jelas Mbak Yemi, panggilan akrab Assyami Laili.

Walaupun sebenarnya, lanjut Mbak Yemi, secara global bahwa Radio Inayah diperuntukan bagi seluruh kalangan, yang didalamnya kental dengan muatan dakwah TQN Pondok Pesantren Suryalaya. Selain itu, kerjasama dengan pihak-pihak lain pun terjalin baik, seperti dengan instansi pemerintahan, maupun swasta. dalam bidang sosial, seni dan budaya, pendidikan, kesehatan maupun perekonomian. atas pertimbangan bahwa Inayah berada di lingkungan yang heterogen, maka Inayah tidak hanya berjalan di satu koridor secara segmented.

“Dengan fleksibel dan santun, kami menyentuh segala lapisan masyarakat melalui penyajian ragam warna program yang mengadaptasi dari kebutuhan dan selera pendengar, hal inilah membuat Inayah Beda dengan yang lain, sebuah radio modern dengan balutan Islami.,”paparnya.(REDI MULYADI/TIM LINTAS PENA)****

Kesenian Bebegig Sukamantri Meriahkan Peringatan Hardiknas




PADA peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei 2010 yang lalu, suasana di halaman kantor Kecamatan Sukamantri Kab.Ciamis tampak ramai dikunjungi orang, terutama kalangan pelajar yang menyaksikan pentas kesenian tradisional Bebegig Sukamantri.Apalagi saat itu hadir seorang artis bule Shasha yang mengisi acara Wara-Wiri bersama pelawak Komeng.

“Walaupun bertepatan dengan peringatan Hardiknas, tapi yang punya gawe menggelar kesenian Bebegig Sukamantri, yakni pihak Muspika Kecamatan Sukamantri bersama UPTD Pendidikan Sukamantri. Pak Camat sekarang tampaknya penuh perhatian terhadap kesenian ini, ”ungkap seorang warga.

Bahkan pada peringatan HUT ke V Kecamatan Sukamantri beberapa bulan lalu, Camat Drs.H.Adang Daradjat MM menampilkan kesenian tradisional Bebegig Sukamantri secara meriah, dengan melibatkan sejumlah grup kesenian Bebegig dan para tokoh seniman, serta warga masyarakat di kecamatan ini.

Kepala UPTD Pendidikan Sukamantri Rd.Uun Harun SPd membenarkan, bahwa pihaknya berupaya ingin turut melestarikan dan mengembangkan ‘seni budaya’ kesenian tradisional khas daerah, yakni Bebegig Sukamantri yang kini hampir punah karena kurang peminatnya.

“Dengan sering ditampilkannya semacam pada peringatan Hardiknas, HUT Kemerdekaan RI dan hari besar nasional lainnya serta menyambut tamu pejabat, maka diharapkan kesenian Bebegig Sukamantri ini tetap lestari dan bahkanberkembang,” ungkap Rd Uun Harun.

Karena itu tidaklah berlebihan, Rd Uun Harun mengaku setuju jika kesenian tradisional Bebegig Sukamantri masuk mata pelajaran mulok, yang dikembangkan di tiap lembaga pendidikan terutama tingkat sekolah dasar hingga SMA.

Ruslan Mulia SPd MM pimpinan Group Baladewa dari Desa Sukamantri mengatakan, bahwa Bebegig Sukamantri sangat berbeda dengan bebegig atau orang-orangan sawah yang ada di daerah lain, karena Bebegig Sukamantri adalah manusia yang mengenakan topeng, seperti topeng barong dari Bali.

“Adapun yang membedakannya, topeng ini mengenakan rambut gimbal dari susunan bunga rotan atau bunga caruluk atau disebut bubuai. Hal ini sengaja sebagai isyarat mencintai alam. Sedangkan bebegig yang pada umumnya dibuat mirip boneka menggunakan pohon padi atau sejenis, terus dibalut pakaian layaknya manusia yang turun ke sawah.”ungkap guru SMPN 1 Sukamantri ini.

Dia menjelaskan, keberadaan kesenian bebeging merupakan ’titinggal’ peninggalan masyarakat Desa Cempaka, Kec. Sukamantri, Kab. Ciamis yang meyakini bahwa bebegig merupakan perlambang kemenangan. Sebab, pembuatan bebegig diilhami wajah Prabu Sampulur yang memusnahkan kejahatan dan meminta imbalan untuk menguasai Pulau Jawa.

”Kemenangannya dikenang dengan membuat kedok seperti wajah Prabu Sampulur. Oleh masyarakat Kabupaten Ciamis, khususnya masyarakat Desa Campaka dan sekitarnya, bebegig direpresentasikan sebagai penjaga lingkungan alam sekitar.”tutur Ruslan Mulia

Bebegig Sukamantri mulai dipopulerkan pada tahun 1950-an oleh masyarakat setempat. Setiap tanggal 17 Agustus Bebegig Sukamantri memberikan suasana kemeriahan nan sakral di Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis. Kepopuleran kesenian tradisional ini pun tak terlepas dari adanya peran seniman dan budayawan Ciamis Godi Suwarna dan Rachmayati Nilakusumah, S.Sen. yang sangat memperhatikan keberadaan seni-seni tradisional yang ada di Kab.Ciamis.

Seni ini terbilang spektakuler karena melibatkan banyak orang untuk ikut arak-arakan dalam upacara adat ngarumat (memelihara) alam yang sudah menjadi tradisi masyarakat setempat. Rambut gimbal sang bebegig yang terbuat dari bunga caruluk seberat 40-60 kg merupakan ungkapan rasa cinta pada alam sekitarnya. Tradisi khas Ciamis ini sengaja diangkat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar untuk mengikuti festival budaya di Istana Negara Jakarta, 18 Agustus lalu maupun pada acara Kemilau Nusantara Jawa Barat.

“Bahkan, sejumlah grup kesenian Bebegig Sukamantri termasuk Grup Baladewa sering tampil ke berbagai kota, termasuk turut memeriahkan HUT Kabupaten Nagara di Pulau Bali pada tahun kemarin,”ungkap Ruslan Mulia SPd MM bangga.(REDI MULYADI/ENDANG SUTRISNO)***